Wednesday, December 5, 2018

Pengertian dan Fungsi Terasering Pada Lahan Pertanian


Erosi yang berlangsung secara terus menerus  akan berakibat fatal bagi kehidupan manusia. Hilangnya sumber daya alam yang ada, khususnya tanah dan berkurangnya tingkat kesuburan tanah akan merugikan manusia.
Terasering merupakan salah satu upaya untuk mencegah terjadinya erosi. Terasering sering digunakan pada daerah kawasan berbukit dan rawan longsor. Dengan terasering dapat menghambat terkikisnya tanah oleh aliran air hujan. Terasering adalah suatu konsep yang di gunakan untuk meletakkan tanaman dengan system yang bertingkat-tingkat.
A.    Pengertian terasering
Pengertian terasering adalah bangunan konservasi tanah dan air yang secara mekanis dibuat untuk memperkecil kemiringan lereng atau mengurangi panjang lereng dengan cara menggali dan mengurug tanah melintang lereng. Definisi lain dari terasering adalah suatu pola teknik bercocok tanam dengan system bertingkat (berteras-teras) sebagai upaya pencegahan erosi tanah.


B.     Fungsi terasering pada lahan pertanian
Pembuatan terasering bermanfaat untuk meningkatkan peresapan air ke dalam tanah dan mengurangi jumlah aliran permukaan sehingga memperkecil resiko pengikisan oleh air. Selain memiliki manfaat, pembuatan terasering juga mempunyai fungsi tertentu. Berikut adalah beberapa fungsi dari terasering :

a.       Sebagai lahan konservasi
Terasering bermanfaat untuk lahan konservasi, dengan ditanaminya pohon-pohon yang dapat menjaga lereng-lereng gunung sekaligus penghijauan atau peremajaan kembali lahan pegunungan.
b.      Lahan pertanian
Di daerah pegunungan lereng-lereng gunung dibuat sengkedan dengan tujuan menjadikan lereng gunung lebih produktif dengan dijadikannya lahan untuk bertani budidaya padi maupun budidaya palawija.
c.       Mencegah longsor
Dengan dibuat lereng-lereng gunung terasering atau sengkedan,mencegah terjadinya longsor pada lereng sehingga lereng pegunungan menjadi lebih stabil.
d.      Menambah resapan air
Dengan dibuat sengkedan dapat menambah lahan resapan air karena lereng gunung yang curam di ubah menjadi datar sehingga dapat membantu memaksimalkan penyerapan air.
e.       Mengurangi tingkat kecuraman lereng
Dengan dibuat bertahap-tahap atau seperti tangga, terasering atau sengkedan  dapat mengurangi tingkat kecuraman pada lereng pegunungan.
f.       Memperlambat kecepatan air
Di musim penghujan, kecepatan air di lereng mengakibatkan terjadinya erosi pada lereng pegunungan, sehingga sering sekali terjadi longsor pada lereng pegunungan, dengan dibuat terasering atau sengkedan dapat memperlambat kecepatan air pada saat musim hujan terjadi.
g.      Dapat di jadikan lahan datar
Sulitnya mencari lahan datar di daerah pegunungan untuk di jadikan sarana kemasyarakatan seperti pembangunan perumahan, lapang maupun tempat ibadah, dengan menggunakan terasering atau sengkedan dapat mengurangi kemiringan pada daerah pegunungan

Wednesday, April 11, 2018

PEMILIHAN BIBIT BAWANG MERAH


Bawang merah merupakan salah satu komoditas unggulan nasional selain cabai dan kentang. Budidaya bawang merah umumnya dilakukan pada lahan kering dan membutuhkan irigasi. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) mempunyai prospek pasar yang baik sehingga termasuk dalam komoditas unggulan nasional. Bawang merah merupakan salah satu komoditas strategis, karena sebagian besar masyarakat Indonesia membutuhkan terutama untuk bumbu masak sehari-hari sehingga mempengaruhi ekonomi masyarakat terutama petani bawang.

Pemilihan bibit bawang merah yang unggul atau baik merupakan salah satu hal yang sangat menentukan hasil panen yang melimpah dan bisnis budidaya bawang merah yang sukses. Adapun untuk budidaya bawang merah pemilihan bibit unggul yaitu memilih bibit-bibit bawang merah yang memenuhi syarat dan kriteria sebagai berikut :

1.     Kemurnian bibit bawang merah, bibit bawang merah dikatakan sebagai bibit yang murni adalah bibit bawang merah yang tidak bercampur dengan bibit jenis varietas lain. Bibit harus bersih dari bibit-bibit yang telah rusak dan basah. Banyaknya bibit tiap satu hektar lahan yang ditanami bawang memerlukan kurang lebih 6 sampai 10 kuintal bibit bawang merah. Hal ini sangat tergantung dengan besar dan kecilnya persediaan bibit bawang.

2.    Pilih bibit bawang merah yang memiliki daya tumbuh yang baik, bibit bawang merah yang memiliki kekuatan tumbuh bibit dalam jangka waktu tertentu, artinya bawang merah yang hendak dijadikan bibit harus benar-benar mempunyai daya tumbuh yang baik dan sehat yaitu biasanya berlangsungnya umur bibit bawang merah ketika di kebun berumur kurang lebihnya 70 hari.

3.      Ukuran umbi bibit yang optimal adalah 3-4 gram/umbi

4.    Umbi bibit yang baik yang telah disimpan 2-3 bulan dan umbi masih dalam ikatan (umbi masih ada daunnya). Jika bibit umbi bawang merah kurang dari 2 bulan, maka lakukanlah pemotongan bagian ujung umbi kurang lebih ½ cm. fungsi dari pemotongan tersebut adalah untuk mempercepat tumbuhnya tunas pada tanaman bawang merah. Namun kelemahannya akan mudah terserang hama dan penyakit jika pemotongannya tidak dilakukan dengan hati-hati.

Umbi bibit harus sehat, ditandai dengan bentuk umbi yang kompak (tidak keropos), kulit umbi tidak luka (tidak terkelupas atau berkilau.

Referensi :

Pengertian dan Fungsi Terasering Pada Lahan Pertanian

Erosi yang berlangsung secara terus menerus   akan berakibat fatal bagi kehidupan manusia. Hilangnya sumber daya alam yang ada, khususn...